Ingin menikmati liburan di Bandung? Kunjungi jalan Asia Afrika. Selain bisa napak tilas di Museum Konferensi Asia Afrika, Anda juga bisa bertemu hantu Valak.
Diskusi Pemuda Muhammadiyah dengan tema `Corona dan Benang Kusut Pilkada 2020"
Sebagai satu-satunya negara di Asia Tenggara yang menjadi anggota G20, Indonesia harus mampu menunjukkan kembali ’international leadership’ yang pernah muncul selama Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung 1955.
Kita memiliki sejarah yang membanggakan ketika dunia dikuasai pengaruh negara adi daya, Indonesia menggalang persatuan negara-negara di Asia dan Afrika pada tahun 1955 untuk mengimbanginya.
KAA ini telah mendorong sejumlah negara di Asia Afrika berhasil meraih kemerdekaan dan lepas dari penjajahan.
Konferensi internasional ini diikuti 15 delegasi dari negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam dalam rangka curah pendapat pembentukan Forum MPR Dunia atau nama lain yang nanti disepakati para delegasi.
Saatnya kita menggagas kembali organisasi internasional yang lebih luas cakupannya, lebih inklusif, dan lebih berorientasi pada penyelesaian masalah-masalah global.
MPR RI sengaja memilih Bandung sebagai tuan rumah, karena kota ini memiliki sejarah penting sebagai tuan rumah Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955.
Para delegasi peserta konferensi internasional MPR Dunia ingin mengingat sekaligus mengulang kembali ketika delegasi peserta Konferensi Asia Afrika tahun 1955 berjalan kaki dari Hotel Savoy menuju Gedung Merdeka, tempat KAA.
History walk menyegarkan kembali Spirit Bandung dalam penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955 yang berhasil diselenggarakan Indonesia di Gedung Merdeka.